 |
| Pekerjaan P3-TGAI di Kabupaten Lebak selatan. Poto: Dokumentasi LineNews.id |
"Itu anggaran negara bukan untuk usaha pribadi, kan temanya juga swakelola, ya berati jelas untuk masyarakat petani, dalam hal ini yang melakukan pekerjaannya harus kelompok P3A yang dari awal mengusulkan," ujar pria yang akrab disapa Ki Ragil ini, Minggu (3/9/23).
Akan tetapi, Ki Ragil mengendus adanya kecurangan yang diperankan oleh oknum yang mengatasnamakan kaki tangan dari kementerian PUPR. Sehingga kabarnya kata dia, sekitar 27 desa yang mendapat program P3-TGAI di Lebak, di klaim oleh seseorang dengan dalih aspirasi.
Mirisnya lagi, kabar menyebut bahwa kelompok P3A yang di Lebak, wajib memberikan setoran uang dengan nilai cukup fantastis.
"Informasinya sih harus setor dikisaran Rp30 sampai Rp35 juta per titik. Kalau nanya informasinya dari mana saya ada kok bukti rekaman pengakuan dari anggota kelompok yang dulu sempat ditawari mendapat program P3-TGAI," tutur Ki Ragil.
Masih kata Ketua DPW Badak Banten, pihaknya berani membuktikan bahwa tudingannya itu tidak salah. Sebab ucap dia, isu yang menyebutkan bahwa anggaran P3-TGAI itu dipangkas, terbukti dengan mutu pekerjaan yang kurang maksimal.
"Bagaimana pekerjaan dapat maksimal dan berkualitas, sementara anggarannya disunat. Hasil pekerjaan yang tidak maksimal saja sudah membuktikan kalau mungkin uangnya tidak cukup untuk membangun irigasi," ujarnya.
Terakhir, Ketua Badak Banten ini mengaku berencana melakukan aksi demonstrasi di Balai Besar Wilayah Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWC3), berkaitan dengan persoalan tersebut.
Diketahui, Kementerian PUPR Ditjen SDA melalui Balai Besar Wilayah Cidanau-Ciujung-Cidurian menggelontorkan anggaran sebesar Rp195 juta untuk setiap kelompok P3A, anggaran tersebut diperuntukkan membangun P3-TGAI. Di Kabupaten Lebak sendiri ada kisaran 27 kelompok P3A menerima manfaat anggaran tersebut.
Sementara, wartawan masih berupaya mengkonfirmasi pihak balai berkaitan dengan tudingan tersebut. (KW)
0 Komentar