![]() |
Poto ilustrasi |
Salah satu petani di Desa Cikeusik yang enggan disebutkan namanya mengeluhkan hal tersebut, dia meminta pihak-pihak terkait untuk segera meninjau langsung ke sawah agar persoalan yang bakal merugikan masyarakat tani itu segera teratasi.
"Mantri Tani Desa (MTD) segera meninjau langsung ke sawah, karena tanaman padi kami diserang hama wereng cokelat," tuturnya kepada LineNews.id, (3/5/23).
"Bahkan bukan hanya MTD, para petugas penyuluh dan POPT juga harus jeli dalam melihat tanaman padi masyarakat, karena hama wareng cokelat itu salah satu hama yang bisa menggagalkan panen," imbuhnya.
Menurutnya, peninjauan dan penilaian langsung dari pihak-pihak terkait diharapkan bisa menghadirkan solusi agar meminimalisir kekhawatiran masyarakat.
"Petani berharap agar segera ada solusi untuk mengatasi hama wereng tersebut, mengharapkan juga bantuan pestisida untuk menanggulanginya," tuturnya.
Dikonfirmasi terpisah melalui pesan elektronik whatsapp, Koordinator Penyuluh (Korluh) Kecamatan Wanasalam, Atep mengaku sudah sering meninjau langsung ke sawah dan membenarkan bahwa saat ini hama wereng menyerang tanaman padi masyarakat.
"Rutin (meninjau-red), benar bukan hanya wereng tapi ada kresek juga," jawabnya.
Atep menyebut serangan wereng disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya kondisi cuaca, penggunaan lahan yang terus-menerus yang menyebabkan lahan sakit, serta pemakaian pestisida dosis tinggi.
"Serangan wereng ini bukan tanpa sebab. Tidak ada jeda untuk tanah istirahat, panen bulan Februari bulan Maret sudah tanam lagi dengan alasan masih ada hujan. Kondisi cuaca mendukung perkembangan hama penyakit pagi sampe siang panas, siang sampe sore hujan. Lahan sudah sakit akibat kelebihan nitrogen menjadikan tanah masam dan mudah untuk perkembangan hama penyakit. Petani sudah memakai pestisida kimia dengan dosis tinggi mengakibatkan hama penyakit kebal akan pestisida tertentu," paparnya.
Berdasarkan peristiwa tersebut lanjut Atep, pihaknya mengaku sudah melakukan pengajuan pestisida ke dinas kabupaten dan provinsi, namun dirinya mengaku stok pestisida sudah habis.
"Pengajuan pestisida sudah di lakukan, tetapi stok pestisida di dinas kabupaten dan dinas provinsi tidak ada, jadi bantuan yang diharapkan tidak bisa terjadi," katanya.
Terakhir Atep menyampaikan, pihaknya sudah mensosialisasikan dampak elnino pada tanaman padi dan cara penanganan hama wereng pada petani.
"Kita pihak BPP sudah sosialisasi akan dampak dari elnino yang berdampak pada tanaman padi. Solusi yang paling mudah yang sudah dilakukan adalah memberikan pemahaman akan perkembangan wereng dan penyemprotan dilakukan di saat umur di bawah 45 hari. Penyemprotan pestisida harus campur dengan perekat yang bisa di buat sendiri atau pun beli di kios pupuk," tutupnya.
Senada, POPT Kecamatan Wanasalam, Rachmat Masyhuri mengaku sudah meninjau lahan pertanian masyarakat yang diserang hama wereng tersebut bersama jajaran terkait.
"Udah tadi di Chek k lapangan dan di beri rekomendasi. Bersama PPL dan Kelompok Tani," tuturnya memalui pesan elektronik WhatsApp, Rabu (3/5/23)
Saat ditanya terkait jadwal monitoring, Rachmat mengaku mempunyai jadwal 5 hari kerja dalam satu minggu, "Saya tugas 2 kecamatan, Malingping dan Wanasalam. Jumlah desa 27 Desa, jadwal rutin 4 hari monitoring ke lapangan, 2 hari di Malingping 2 hari di Wanasalam dan 1 hari Koordinasi, jumlah 5 hari dalam 1 minggu. Padahal idealnya 1 Orang Petugas POPT 1 Kecamatan 1 Orang," katanya. (KW)
0 Komentar