Breaking News

Musa Kritik Soal Angka Kemiskinan di Kabupaten Lebak, Masuk Level Tertinggi di Banten

Poto istimewa. 
     Lebak, LineNews.id - Keberadaan data angka kemiskinan Kabupaten Lebak menduduki peringkat tertinggi di Provinsi Banten sedang angka terendah diraih Kota Tangerang Selatan. Rabu (22/02).

     Anggota DPRD Kabupaten Lebak, Musa Weliansyah menyebut, tingginya angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lebak itu karena faktor banyaknya pengangguran dan sulitnya mencari lapangan pekerjaan.

     "Kita cukup prihatin berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten 2022 angka kemiskinan ekstrem bahwa Lebak tertinggi dan terendah Tangerang Selatan," ungkap Musa, Rabu (22/02). 

     Melihat kondisi tersebut, anggota DPRD dari Fraksi PPP Lebak ini sangat menyayangkan point' tertinggi kemiskinan di Lebak yang seharusnya tidak terjadi. Menurutnya, Kabupaten yang terkenal dengan Roman Saijah - Adinda ini justru banyak potensi kekayaan sumber daya alamnya.

      "Kabupaten Lebak sebenarnya bisa melampaui wilayah lain di Provinsi Banten, ini berdasar karena memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Namun faktanya, pemerintah daerah belum bisa memaksimalkan investor untuk masuk dan berinvestasi ke Lebak," tandas Musa.

       Lebih lanjut Musa menggambarkan bahwa mayoritas masyarakat Lebak menjadi buruh harian lepas, bahkan sama sekali tidak ada pekerjaan atau jadi pengangguran terselubung.

      Oleh karenanya, Politisi Lebak ini pun mengingatkan janji politik pasangan Iti Octavia Jayabaya - Ade Sumardi untuk menekan angka kemiskinan di Lebak sesuai janji kampanye dulu. 

      "Ini adalah tahun terakhir kepemimpinan Iti-Ade, tapi di ujung masa jabatan mereka justru Lebak lagi-lagi jadi wilayah yang tertinggi. Ini bukan hal prestasinya, tapi angka kemiskinan ekstremnya. Namun ya, masih ada waktu untuk menutup periode kedua mereka agar husnul khatimah dan dikenang masyarakat," tegas Musa. 

      Musa pun meminta Pemda Lebak harus mampu membuat terobosan cepat agar angka kemiskinan bisa ditekan dalam waktu yang singkat. Salah satunya dengan memberikan pelatihan, pembinaan serta permodalan kepada pelaku UMKM agar dapat menumbuhkan ekonomi kreatif. 

      Dalam hal ini, kata dia, pihaknya juga mengajak generasi muda Kabupaten Lebak agar memiliki kemandirian dengan motivasi tinggi untuk mengentaskan kemiskinan.

     "Mereka generasi muda sebenarnya bisa menjadi petani milenial. Diantaranya dengan mengembangkan budi daya tanaman palawija, hortikultura dan peternakan. Jika ekonomi generasi muda itu cukup baik dipastikan kemiskinan ekstrem segera mencair," papar Musa.

      Sementara menurut data pusat statistik (BPS) Banten jumlah angka kemiskinan ekstrem di provinsi Banten per Tahun 2022 mencapai 45.571 per Tahun 2022.

     Dari data yang dirilis BPS tersebut, keluarga miskin ekstrem di Kabupaten Lebak sebanyak 2,17 Persen. Setelah itu menyusul Kabupaten Pandeglang 1,82 Persen, Tangerang 1,52 Persen, Kabupaten Serang, 0,75 Persen, Kota Tangerang 0,75 Persen, Kota Cilegon 0,45 Persen, Kota Serang 1,01 Persen dan Kota Tangerang Selatan 0,44 Persen.

      Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Budi Santoso saat dikonfirmasi LineNews.id belum lama ini menyebut trend angka kemiskinan di Lebak selama periode Tahun 2018 sampai 2022, memang mengalami fluktuasi, angka kemiskinan bisa terllihat pada Tahun 2018 mencapai angka 8,41 Persen dan mengalami penurunan pada Tahun 2019 yang mencapai angka sebesar 8,30 Persen. 

       Sekda Lebak pun tidak menepis, bahwa di Tahun 2020 dan 2021 angka kemiskinan di Lebak mengalami peningkatan diangka 9,24 Persen dan 10,29 Persen karena musibah  global yakni Covid -19.

      "Iya adanya kenaikan kemiskinan itu disebabkan dua Tahun kemarin terjadi Pandemi Covid-19 yang berdampak pada kelumpuhan ekonomi dan sosial secara global. Betapa tidak, itu berpengaruh terhadap kondisi ekonomi dan sosial di Lebak," jelas Budi.

      Hanya saja, terang Budi, kondisi angka kemiskinan kini sudah mulai berangsur pulih secara bertahap.

     "Tahun 2022, Pandemi Covid sudah mulai melandai sehingga kondisi ekonomi dan sosial mulai Kembali pulih, dan ini ditunjukan dengan penurunan angka kemiskinan sebesar 8, 91 Persen. Kondisi ini sedikit berbeda dengan kondisi tingkat pengangguran, karena pada Tahun 2021 tingkat pengangguran mengalami trend penurunan yang mencapai angka 7,86 Persen, atau menurun dari tahun sebelumnya yaitu sekitar 8,73 Persen," ungkap Sekda Budi Santoso. (Adnien)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close