Breaking News

AS Tertinggi di Dunia Kematian Akibat Korona

 Kota Manhattan AS. Poto di repro dari BBC

LineNews.id - Negara Adhi Daya Amerika Serikat (AS) kini mengambil alih posisi pertama melewati Negara Italia sebagai negara dengan jumlah kematian terbanyak di dunia akibat Covid-19.
Sebagaimana dilansir dari Kantor Berita British Broadcasting Corporation (BBC), data terakhir yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University menunjukkan lebih dari 20.000 warga AS meninggal dunia akibat virus mematikan ini.

Pencapaian buruk ini muncul setelah AS menjadi negara pertama yang mencatat rekor kematian 200.000 orang per hari akibat Covid-19. Dalam pernyataan Gubernur New York, Andrew Cuomo menyebut, hingga Senin malam (13/04) bahwa angka kematian di negara bagian itu tampak mulai stabil.

Jumlah kematian sangat melonjak serta  New York makamkan jenazah di kuburan massal
virus korona bisa 'membunuh hingga 200.000 orang' di AS.
Ketika mengumumkan 783 kematian baru dalam 24 jam, pihaknya menekankan bahwa dalam beberapa hari angka kematian berkisar di angka yang sama.

"bisa kita lihat sendiri. Bahwa, semuanya ini  merupakan jumlah angka yang tampak mulai stabil tapi Itu  merupakan bukanlah angka tertinggi,  kendati menjadi stabil pada angka yang mengerikan," ujar Cuomo.

Negara bagian New York menjadi pusat penyebaran pandemi korona yang jumlahnya lebih dari 180.000 kasus dari seluruhnya sebanyak 520.000 kasus untuk seluruh AS.
BBC pun melaporkan, pada perkembangan lain telah tercatat 917 kematian baru di Inggris, membuat angka kematian nasional Covid-19 di negara Ratu Elisabeth itu menjadi 9.875.

Pada Minggu (12/04) siang, Italia melaporkan 19.468 kematian akibat virus korona, sementara di AS terdapat 20.506 kematian, ini merujuk pada data Johns Hopkins.
Kini, setidaknya ada 527.111 kasus Covid-19 di seluruh AS.

Sementara itu Kepala bagian badan yang menangani penyakit menular di AS, Dr. Anthony Fauci, mengatakan angka kasus dan kematian di negara itu "mulai turun" namun upaya-upaya mitigasi seperti jaga jarak, tidak boleh dilunakan.

Kebijakan jaga jarak yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump dan berlaku hingga 30 April mendatang.

Dengan begini membuat Presiden AS harus menghadapi setidaknya dua tekanan sekaligus akibat pandemi  dengan jumlah pengangguran yang meningkat menjadi, yakni 16 juta seiring dengan wabah yang menghantam perekonomian di negara itu.

Anthony Mengungkapkan, bahwa pada Jumat (10/04) lalu, Presiden As (Trump) menyebut bahwa ada dewan baru yang terdiri dari tokoh bisnis dan medis, akan diumumkan minggu depan untuk membantunya dalam "keputusan terbesar yang pernah saya buat yaitu tentang kapan waktunya memperlonggar sebuah kebijakan terkait wabah korona.

Ini terjadi ketika Kongres terus memperdebatkan tahap selanjutnya dari bantuan keuangan Covid-19.
Kata dia, dalam hal ini akhirnya oposisi Partai Demokrat menghendaki adanya tambahan bantuan anggaran yaitu sebesar US$250 miliar, yang diusulkan untuk membantu usaha kecil juga memungkinkan dana tambahan untuk rumah sakit dan pemerintah daerah.

Tetapi dua politisi Republikan teratas di Kongres, Mitch McConnell dan Kevin McCarthy, menentang permintaan partai tersebut. Dalam sebuah pernyataan mereka dengan menggambarkan langkah itu sebagai 'ancaman sembrono' yang memblokir 'dana penyelamatan pekerjaan'. (HWH)

0 Komentar

Posting Komentar

Advertisement

Type and hit Enter to search

Close